“Kami yakin direalisasikan, karena sudah masuk rencana strategis (Renstra) tahun 2018 di kementerian. Tinggal menunggu kaabar pelaksanaan dan tindaklanjut koordinasi,” kata Joko. Sebelumnya, tahapan revisi Detail Engineering Design (DED) pembangunan terminal Tipe A sudah dikoreksi. Kemungkinan akan banyak perubahan dianggaran. Karena beberapa tahun sebelumnya tertera angka Rp 40 miliar sebelum revisi DED. “Setelah revisi, DED akan naik. Namun kami belum mendapatkan angka pastinya,” tambahnya. Lebih lanjut dikatakan, saat ini semua persyaratan pembangunan terminal sudah terpenuhi. Antara lain dekat dengan jalan provinsi dan luas lahan minimal. Saat ini luas lahan eksisting terminal 7.498 meter persegi. Adapun luas terminal total yang akan dibangun mencapai 18.005 meter persegi. “Untuk pembangunan fisik utama terminal dilakukan 2019.
Namun tidak menutup kemungkinan fisik sarana pendukung dibangun 2018, seperti pembangunan pondasi awal bangunan,” tuturnya. Seperti diketahui, sejak Januari 2017, terminal bus Bobotsari telah menjadi tipe A dan pengelolaannya berada di Kemenhub. Terminal wajib melaporkan secara realtime per jam terkait jumlah armada yang masuk dan penumpang yang naik turun, terutama bus AKAP (Antra Kota Antar Provinsi). Pihaknya juga melakukan cek kendaraan laik jalan setiap hari hingga ke lampu sein. “Sejak Januari lalu, kami juga tidak boleh meminta retribusi kepada angkutan umum yang masuk terminal. Selain itu, semua kendaraan wajib dicek kelengkapan fisik, material pendukung kendaraan seperti kemudi dan lainnya,” paparnya. Sambil menunggu realisasi pembangunan terminal, dilakukan pembenahan sarpras terminal. Seperti lampu penerang, lantai terminal, tempat tunggu penumpang dan ruang kantor yang lebih representatif.
Sumber: http://radarbanyumas.co.id/2019-terminal-bus-bobotsari-dibangun/
0 Comments