Adelia menceritakan, bahwa dirinya sempat kehilangan percaya diri. Karena pada babak penyisihan, hanya masuk sepuluh besar. Terlebih, pesaingnya cenderung siswa yang berasal dari sekolah kota.
“Senang dan bersyukur bisa juara I. Padahal babak penyisihan hanya masuk sepuluh besar. Saya akan terus belajar karena pingin bisa sampai tingkat yang lebih tinggi,” ujar dia kemarin.
Guru pembimbing Adelia, Suharyanto, mengatakan, kegiatan yang diadakan oleh Fakultas MIPA Unsoed Purwokerto, dilaksanakan pekan lalu. Materi yang dilombakan cukup luas. Mulai pelajaran kelas X-XI. Namun karena kemampuannya, akhirnya bisa berhasil. Padahal, peserta lain menurutnya berasal dari sekolah yang levelnya lebih tinggi.
“Materi kelas X semester dua dan kelas XII kan belum diajarkan, jadi kami kejar. Belum lagi lawan-lawannya bukan SMA biasa yang levelnya jauh di atas kami dan banyak dari kelas XII,” kata Haryanto.
Sementara itu, Kepala SMA 1 Kejobong, Muhlasin mengaku bangga dengan prestasi yang diraih Adelia. Dia mengapresiasi siswa dan guru-guru pendampingnya. Melalui prestasi yang diraih itu, setidaknya bisa semakin mengangkat nama sekolah. Sehingga bisa mengubah pola pikir masyarakat terhadap sekolah pinggiran.
“Kami dorong potensi siswa untuk berkembang dan berprestasi. Sehingga nanti masyarakat Kejobong tidak perlu jauh-jauh sekolah ke kota, toh di daerahnya juga ada sekolah yang berkualitas,” katanya.
Diketahui, SMA 1 Kejobong meraih prestasi peringkat 1 UN tingkat kabupaten. Masing-masing dari mata pelajaran Fisika dan Geografi serta peringkat 5 dan 4 tingkat provinsi untuk kedua mata pelajaran itu. Bahkan menjadi penyumbang terbanyak nilai UN tertinggi untuk mata pelajaran IPS. Selain itu pada 2015, SMA 1 Kejobong menjadi juara I Sekolah Adiwiyata tingkat nasional.
Sumber : http://satelitpost.com/beritautama/siswa-sma-1-kejobong-juara-olimpiade-fisika-jateng-diy
0 Comments