Rumah Ambruk Desa Tunjungmuli Karangmoncol, Warga Jadi Korban

Gotong royong warga Desa Tunjungmuli, Karangmoncol merenovasi rumah berubah menjadi isak tangis. Saat itu, Rabu (1/10) sekira pukul 21.00. Tak kurang 50 orang membantu mengangkat rumah hasil program rehab rumah tidak layak huni (RTLH) milik Sukaryo (40). Tanpa disangka, saat pengangkatan rumah dari papan ke arah pondasi yang sudah jadi sekitar satu meter di sisinya, tiba- tiba rumah itu ambruk.

Bangunan itu pun menimpa puluhan orang di dalamnya. Hiruk-pikuk warga mencoba menyelamatkan diri. Empat orang harus dilarikan ke Puskesmas Karangmoncol. Satu orang atas nama Ali Suprapto dilarikan ke RSUD dr Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. “Ambruknya rumah itu paling parah pada bagian atas. Yaitu atap berbahan asbes dan sejumlah bambu dan kayu yang menimpa kumpulan warga penggotong,” tutur Kepala Desa Tunjungmuli, Joko Pranoto, Kamis (2/11). Bergantian menggunakan sepeda motor dan mobil, warga yang terluka diangkut ke Puskesmas Karangmoncol yang berjarak lebih dari 3 kilometer. Empat orang dilayani rawat jalan karena luka- luka ringan dan satu ke rumah sakit Goeteng. “Rata- rata mengalami luka di tangan dan kepala. Yang ke RSUD dijahit beberapa jahitan. Namun akhirnya dipindah ke RSUD dr Margono Soekarjo Purwokerto,” tambahnya. Joko mengatakan, penyebab ambruknya rumah itu karena diduga beberapa bagian penyangga sudah rapuh. Saat diangkat, penyangga tidak kuat karena beban di atap yang mungkin terlalu berat. Sebelumnya, rumah program RTLH itu direnovasi. Yaitu di bagian lantai dan dinding. Ketika pengerjaan lantai, bangunan rumah semi permanen itu harus dipindah atau digeser. Setelah lantai rampung dan dianggap kuat serta ada pondasinya, bangunan itu diangkat untuk dipasang pada posisi awal. Tidak ada cara lain kecuali harus digotong banyak orang. Pelaksanaan kerja bakti gotong rumah itu dilakukan malam karena siang hari warga banyak yang bekerja. Lebih 50 orang dari dua RT ikut membantu pengangkatan rumah tersebut. Satu orang berperan sebagai komandan. Tak disangka, baru bergeser beberapa menit, atap rumah ambruk dan menimpa semua orang. Diduga kuat ada beberapa bagian penyangga atau tulangan rumah rapuh. Namun kondisi itu tak disadari warga. Empat orang yang dilarikan Puskesmas masing-masing, Imam, Misnanti, Casmin dan Agus. Sedangkan Ali Suprapto dilarikan ke RS Goeteng. “Pemilik rumah selamat karena sedang sakit dan tidak berada di lokasi. Sehingga saat kejadian tidak ikut di dalamnya,” ujar Joko. Atas kejadian itu, kerugian materi mencapai kisaran Rp 20 juta. Pihak desa sudah melaporkan insiden ini kepada jajaran terkait, termasuk pemerintah kecamatan. Sementara itu beberapa kader PKK dusun luka berdarah. Kemudian ada juga yang harus dijahit di bagian kepala. 

Sumber: http://radarbanyumas.co.id/gotong-royong-rumah-ambruk-timpa-warga/

Post a Comment

0 Comments