Diguyur Hujan, Warga Khawatir Longsor Susulan

Hujan yang terus mengguyur wilayah Pekuncen disertai angin kencang menyebabkan dapur rumah milik penderes bernama Tarsun (36) warga RT 3 RW 7 Desa Tumiyang Kecamatan Pekuncen roboh, Selasa (17/10) pukul 18.00. Tidak ada korban jiwa namun kerugian ditaksir mencapai Rp 15 juta. Informasi yang diperoleh, saat kejadusn pemilik rumah bersama istri sednag berada di ruang keluarga. Tiba-tiba terdengar suara keras dari arah belakang rumah seperti genteng jatuh. Keduanya kemudian mengecek ke belakang rumah dan mendapati dapur yang selama ini digunakan untuk mengolah nira menjadi gula jawa ambruk. Ketua RT setempat, Sarkum (50) mengatakan, saat kejadian tidak ada aktivitas di dapur tersebut. Pemilik rumah sudah selesai mengolah nira menjadi gula kelapa sejak pukul 17.00 dan beristirahat bersama istri di ruang keluarga. Saat kejadian, wilayah Tumiyang diguyur hujan deras dengan angin kencang.




 “Suara keras dari arah rumah Tarsun juga membuat warga penasaran dan mendatangi lokasi. Beberapa saat kemudian warga berdatangan ke lokasi dan saya lapor ke RW, Desa yang diteruskan ke Polsek dan Koramil serta Kecamatan Pekuncen,”ujarnya. Kapolsek Pekuncen, AKP Susanto mengatakan, anggota Polsek mendatangi lokasi bersama Koramil dan Kepala Desa Tumiyang untuk mengecek dan mendata kejadian tersebut. Dari pengecekan, hujan disertai angin kencang menyebabkan dapur yang terbuat dari bambu dan kayu tidak kuat menahan angin dan air hujan. “Ukuran dapur yang roboh 7 x 4 meter. Tidak ada korban jiwa. Dapur yang terbuat dari bambu dan kayu tidak kuat menahan angin serta air hujan, sehingga ambruk. Untuk pembersihan ouing-puing baru pada hari ini (kemarin, red) dilakukan warga dan Forkompimkec Pekuncen,”jelasnya, Rabu (19/10). Kepala Desa Tumiyang, Sugeng mengatakan, dengan robohnya dapur tersebut pemilik rumah yang setiap hari sebagai penderes tidak bisa melakukan aktivitas pengolahan nira hasil sadapan. Sejumlah perabotan dapur rusak. Sementara itu, kondisi tanah yang labil dan lapisan tanah lempung, membuat warga Grumbul Gandulekor Desa Kaliwangi dan Desa Kaliurip Kecamatan Purwojati, was-was terhadap terjadinya longsor susulan di lokasi tanah bergerak. 

Sejumlah pihak dari Polsek, Koramil, Pemerintah Desa, BPBD dan pihak terkait sudah menghimbau warga untuk tetap waspada. Kapolsek Purwojati, AKP Hartoyo mengatakan, usai kejadian tanah bergerak di jalan penghubung antara dua desa, pihaknya langsung ke lokasi. Dari pengecekan sementara, kondisi tanah yang labih diprediksi bisa terjadi longsor susulan. Kemudian Polsek Purwojati bersama warga memasang tanda peringatan serta menutup jalan ke lokasi longsor. “Kami cek dan data warga serta kerusakan di lokasi. Selain dua rumah yang terancam, juga halaman rumah rusak, perkebunan dengan berbagai pohon rusak. Lalu jalan masuk ke lokasi longsor kami tutup dengan bambu karena jalan putus,”jelasnya, Selasa (18/10).

 Terkait dengan kerusakan dan kerugian, sampai saat ini masih dalam inventarisir. Namun di lokasi masih bisa terjadi longsor susulan. Pihaknya menghimbau warga untuk tetap waspada. Jika ada tanda-tanda tanah akan kembali longsor, warga dihimbau langsung mengungsi. “Kalau melihat tanda-tanda akan terjadi pergerakan tanah susulan, warga langsung mengungsi. Begitu juga dengan warga lain untuk tidak masuk ke areal tanah bergerak,”himbaunya. Kepala Desa Kaliurip, Katim M mengatakan, warga akan membuat jakan alternatif setapak untuk akses warga. Jalan setapak tersebut bisa menjadi solusi bagi petani yang akan beraktivitas sehingga memudahkan dan tidak melintas di lokasi tanah bergerak. “Kami sudah melaporkan kejadian ini dan koordinasi dengan pihak terkait. Penanganannya menunggu hasil koordinasi tetapi kami akan buat jalan alternatif setapak supaya warga tetap bisa beraktivitas tanpa melintas di titik jalan longsor,”ujarnya.

Post a Comment

0 Comments